Daftar isi
Judul Makalah
Kimia...............................................................
Daftar Isi.................................................................................
BAB 1. Pendahuluan
1.1
Maraknya Penggunaan kendaraan bermotor.................
1.2
Perlu Adanya Efisiensi
Pembakaran..............................
BAB 2. Isi
2.1 Reaksi Pembakaran Bensin Di Ruang Bakar...................
2.2 Macam-Macam Bahan Bakar Kendaraan
.......................
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan
Pembakaran.....
BAB 3. Penutup
3.1
Kesimpulan......................................................................
3.2
Saran................................................................................
BAB 1
Pendahuluan
A.
Maraknya pengguna Kendaraan Bermotor
Produksi mobil dunia terus meningkat seiring
upaya mengurangi polusi udara dan gas rumah kaca dari kendaraan bermotor. China
dan sejumlah negara berkembang lain menjadi produsen dan pengguna mobil
terbesar.Hal ini terungkap dalam laporan terbaru
Worldwatch Institute (WI) yang diterbitkan Selasa lalu
. Menurut WI, produksi mobil penumpang dunia naik
dari 74,4 juta pada 2010 menjadi 76,8 juta pada 2011. Jumlah produksi mobil
dunia diperkirakan akan menembus rekor baru sebesar 80 juta kendaraan bahkan
lebih pada 2012.Penjualan mobil penumpang dunia juga terus naik dari 75,4 juta
pada 2010 menjadi 78,6 juta pada 2011 danakan mencapai 81,8 juta pada
2012.Menurut Michael Renner, ilmuwan senior dari Worldwatch Institute yang
memimpin penelitian ini, negara-negara berkembang terutama China, menjadi
pendorong utama peningkatan produksi dan penjualan mobil.Jumlah mobil penumpang
yang ada di jalan-jalan dunia telah mencapai angka 691 juta pada 2011.
B.
Perlu Adanya Efisiensi Pembakaran
Jika
digabung dengan jenis mobil lain, seperti mobil angkutan barang, jumlah ini akan
meningkat menjadi 979 juta kendaraan atau naik 30 juta dibanding tahun
2010.Pada akhir tahun ini, jumlah mobil dunia bisa mencapai 1 miliar kendaraan
– satu dibanding 7 penduduk dunia.“Mobil adalah penyumbang utama polusi udara
dan peningkatan emisi gas rumah kaca,” ujar Renner. “Efisiensi bahan bakar dan
penggunaan bahan bakar yang lebih bersih bisa membantu mengurangi polusi. Namun
pertumbuhan jumlah mobil di jalan raya bisa mengacaukan upaya mitigasi
ini.”Selain peningkatan efisiensi, penggunaan energi yang lebih bersih dan
rancang bangun mobil yang lebih aerodinamis, hal lain yang harus diperhatikan
adalah jarak tempuh kendaraan bermotor.
Di Amerika Serikat misalnya, walau jumlah
populasi AS hanya 25% dari populasi negara-negara makmur yang tergabung dalam
Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), pada tahun 2008,
penduduk AS menyumbang lebih dari 40% dari 10,3 triliun kilometer jarak yang
telah ditempuh oleh kendaraan penumpang di negara-negara anggota OECD.Upaya
lain untuk mengurangi polusi adalah dengan menggenjot produksi kendaraan
elektrik. China, misalnya, menargetkan penggunaan 5 juta mobil hibrida dan
mobil elektrik di jalan raya pada 2020 – atau lebih dari 40% dari jumlah
kendaraan elektrik dunia pada periode yang sama.
Namun analisis dari Deutsche Bank Climate
Advisors, menunjukkan, produksi mobil listrik China pada periode yang sama
hanya akan mencapai 1,1 juta dengan jumlah mobil elektrik di jalan raya
mencapai 3,5 juta.Jumlah mobil penumpang di China tumbuh rata-rata 25% per
tahun pada periode 2000–2011 dari hanya 10 juta mobil menjadi 73 juta mobil.
Produsen mobil kecil terbanyak secara berturut-turut ditempati oleh China,
Amerika Serikat, Jepang dan Jerman yang bersama-sama menyumbang lebih dari 50%
produksi mobil dunia.
BAB 2
Pembahasan
A.
Reaksi
Pembakaran Bensin Di Ruang Bakar
Pada
mesin bensin sistim injeksi, udara dimasukkan dalam ruang bakar, kemudian di
tekan. Pada titik tertentu bahan bakar di semprotkan dan kemudian diberi
penyalaan. Akibat pembakaran terjadilah pengembangan udara yang akan mendorong
piston turun kebawah.
Timing
penyalaan, campuran udara dan bahan bakar yang tepat akan sangat berpengaruh
terhadap proses pembakaran. Apabila tidak seimbang, maka terjadilah pembakaran
yang tidak sempurna, yang menyebabkan terjadinya sisa pembakaran (deposit) yang
akan menyebabkan terjadinya kerak.
Penumpukan
kerak ini akan menyebabkan penyempitan ruang bakar, dan pada akhirnya akan
menyebabkan kebutuhan mutu bahan bakar akan berubah.
Kebutuhan
Angka Oktana yang ditetapkan pabrik kendaraan, biasanya sudah mempertimbangkan
terjadinya kenaikan kebutuhan Angka Oktana setelah kendaraan beroperasi di atas
30.000 km, dimana akibat deposit pada ruang bakar akan menyebabkan kenaikkan
kebutuhan angka oktana. Oleh karena itu dapat dimaklumi apabila kebutuhan angka
oktana yang ditetapkan pabrik mungkin ”terlalu tinggi”.
Penggunaan bahan
bakar dengan bilangan oktan yang tinggi hambatan yang sebagian besar di
sebabkan oleh detonasi berangsur-angsur dapat di atasi, karena bahan bakar ini
memiliki periode penundaan yang panjang, oleh karena itu sesuai untuk motor
bensin dengan perbandingan kompresi tinggi. Dengan jalan ini efisiensi akan
naik.
Salah satu cara untuk menaikan
bilangan oktana dari suatu bahan bakar adalah dengan menambahkan Pb (C2H2)4, Tentra
Ezhyl lend (TEL), ke dalam bahan bakar tersebut. Namun usaha menaikan
bilangan oktana dengan menambahkan TEL akan mengakibatkan gas buang mengandung
timah hitam yang beracun dan merusak lingkungan.
Proses
atau reaksi pembakaran dapat digambarkan sebagai berikut:
Contoh Reaksi Pembakaran untuk C8H18
(Iso-Oktan)
C8H18 + 12.5 O2+ 47.16 N2® 8
CO2 + 9 H2O + 47.16 N2 + PANAS
Iso-Oktan
adalah bahan bakar dengan Angka Oktana 100, dipakai sebagai bahan bakar
referensi.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa:
Dengan
spesifikasi bensin premium dan minyak solar yang ada, diperlukan penambahan
aditif untuk menjaga kebersihan mesin, yaitu dengan menambahkan Bio Aditif
Octane-N dan Cetrol N-15, agar kondisi mesin (saluran bahan bakar) tetap
terjaga bersih.
Kebersihan
saluran bahan bakar khususnya ruang bakar akan menjaga mesin tetap beroperasi
dengan baik, sehingga biaya perawatan akan dapat ditekan.
Dengan
penambahan Bio Aditif Octane-N pada bensin (baik Premium maupun Pertamax), dan
penambahan Cetrol-N15 pada minyak solar, maka performance mesin akan
meningkat, sehingga pengoperasian lebih nyaman.Biaya penambahan Bio Aditif ini
masih lebih rendah dari seluruh keuntungan yang akan diperoleh setelah
pemakaian Bio Aditif.
B. Macam –Macam
Bahan BakarDari Kendaraan Bermotor
v
SOLAR
Bahan bakar solar adalah bahan bakar
minyak hasil sulingan dari minyak bumi mentah bahan bakar ini berwarna
kuning coklat yang jernih (Pertamina: 2005). Penggunaan solar padaumumnya
adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin Diesel dengan putaran tinggi
(diatas 1000 rpm), yang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar pada
pembakaran langsungdalam dapur-dapur kecil yang terutama diinginkan pembakaran
yang bersih. Minyak solar ini biasa
disebut juga
Gas Oil, Automotive Diesel Oil, High Speed Diesel
(Pertamina: 2005).Mesin-mesin dengan putaran yang cepat
(>1000 rpm) membutuhkan bahan bakar dengankarakteristik
tertentu yang berbeda dengan minyak Diesel.
Karakteristik yang diperlukan berhubungan dengan
auto ignition (kemampuan
menyala sendiri), kemudahan mengalir dalamsaluran bahan bakar, kemampuan untuk
teratomisasi, kemampuan lubrikasi, nilai kalor dankarakteristik
lain.Bahan bakar solar mempuyai sifat – sifat utama, yaitu :a.Tidak mempunyai warna atau hanya sedikit
kekuningan dan berbau b.Encer
dan tidak mudah menguap pada suhu normalc.Mempunyai titik nyala yang tinggi (40°C sampai 100°C)d.Terbakar secara spontan pada suhu
350°Ce.Mempunyai berat jenis sekitar 0.82 – 0.86f.Mampu menimbulkan panas yang
besar (10.500 kcal/kg)g. Mempunyai
kandungan sulfur yang lebih besar daripada bensin
Bahan bakar mesin diesel sebagian besar terdiri
dari senyawa hidrokarbon dan
senyawanonhidrokarbon. Senyawa
hidrokarbon yang dapat ditemukan dalam bahan bakar diesel antaralain parafinik, naftenik, olefin dan aromatik. Sedangkan untuk senyawa nonhidrokarbon terdiridari senyawa yang mengandung unsur
non logam, yaitu S, N, O
v
BENSIN
Bensin,
atau Petrol (biasa disebut gasoline di Amerika
Serikat dan Kanada) adalah cairan bening, agak kekuning-kuningan, dan
berasal dari pengolahan minyak bumi yang sebagian besar digunakan
sebagai bahan bakar
di mesin pembakaran dalam. Bensin juga dapat
digunakan sebagai pelarut,
terutama karena kemampuannya yang dapat melarutkan cat. Sebagian besar bensin
tersusun dari hidrokarbon alifatik yang diperkaya dengan iso-oktana
atau benzena
untuk menaikkan nilai oktan.
Kadang-kadang, bensin juga dicampur dengan etanol sebagai bahan bakar alternatif.
Kini bensin sudah hampir mejadi kebutuhan pokok
masyarakat dunia yang semakin dinamis. Bahkan orang Amerika
menggunakan 1,36 miliar liter bensin setiap hari.
Karena merupakan campuran berbagai bahan, daya
bakar bensin berbeda-beda menurut komposisinya. Ukuran daya bakar ini dapat
dilihat dari Oktan
setiap campuran. Di Indonesia, bensin diperdagangkan dalam dua kelompok besar:
campuran standar, disebut premium, dan bensin super
Bensin memiliki berbagai nama,
tergantung pada produsen dan Oktan.
Beberapa jenis bensin yang dikenal di Indonesia diantaranya:
v
Aviation Turbine
Fuel
Aviation
Turbine Fuel (AVTUR) atau secara internasional lebih dikenal dengan nama Jet
A-1 adalah bahan bakar untuk pesawat terbang jenis jet atau turbo jet (baik
tipe jet propulsion atau propeller). AVTUR diproduksi sendiri di kilang-kilang
PERTAMINA.
Di
samping sebagai sumber energi penggerak mesin pesawat terbang, bahan bakar
penerbangan juga berfungsi sebagai cairan hidrolik di dalam sistem kontrol
mesin dan sebagai pendingin bagi beberapa komponen sistem pembakaran. Hanya
terdapat satu jenis bahan bakar jet-yakni tipe kerosene (minyak tanah), yang
digunakan untuk keperluan penerbangan sipil di seluruh dunia. Oleh karenanya
sangatlah penting bagi perusahaan penyedia bahan bakar penerbangan untuk
memastikan bahan bakar yang disediakannya bermutu tinggi dan sesuai dengan
standar internasional.
Check
list mutu produk berisi persyaratan-persyaratan utama dari spesifikasi bahan
bakar. AVTUR/Jet A-1 yang disediakan oleh PERTAMINA Aviation memenuhi standar
Britsh Ministry of Defence, Defence Standard 91-91/latest issue (Turbine Fuel,
Aviation Kerosine Type, Jet A-1, NATO Code F-35), DERD 2494 and ASTM D 1655,
the Standard of Specification for Aviation Turbine Fuel.
AVTUR
adalah bahan bakar dari fraksi minyak tanah yang dirancang sebagai bahan bakar
pesawat terbang yang menggunakan mesin turbin atau mesin yang memiliki ruang
pembakaran eksternal (External Combustion Engine). Kinerja/kehandalan AVTUR
terutama ditentukan oleh karakteristik kebersihannya, pembakaran, dan
performanya pada temperatur rendah. Berdasarkan spesifikasi tersebut, AVTUR
harus memenuhi persyaratan yang dibutuhkan, seperti memiliki titik beku (freeze
point) maksimum -47°C dan titik nyala (flash point) minimum 38°C (100° F)
v Aviation Gasoline
Sejak mesin yang pertama
kali digunakan untuk menggerakkan pesawat terbang menggunakan/berbasiskan mesin
otomotif, bahan bakarnya pun menggunakan bahan bakar untuk otomotif. Dewasa ini
beberapa pesawat terbang masih menggunakan mesin otomotif/mesin piston,
walaupun dalam jumlah yang tidak banyak. Untuk jenis pesawat inilah PERTAMINA
Aviation menyediakan Aviation Gasoline (AVGAS). AVGAS adalah bahan bakar dari
fraksi minyak tanah yang dirancang sebagai bahan bakar pesawat terbang yang
menggunakan mesin yang memiliki ruang pembakaran internal (Internal Combustion
Engine), mesin piston atau mesin yang bekerja dengan prinsip resiprokal dengan
pengapian/pembakaran.AVGAS merupakan suatu campuran komponen-komponen yang berasal dari minyak mentah dengan hidrokarbon sintetik yang di blending dengan additive tertentu yakni unsur/bahan kimia seperti tetraethyl lead, inhibitors dan dyes dalam jumlah kecil. AVGAS adalah bahan bakar dengan nilai oktan sangat tinggi yang spesifik digunakan untuk mesin pesawat terbang yang memiliki tingkat kompresi tinggi.
Performa AVGAS terutama ditentukan oleh
karakteristik anti-knock yang ditunjukkan oleh bilangan oktan untuk nilai di
bawah 100 dan juga capaian performa di atas 100. Tingkat/grade AVGAS pada
prinsipnya ditentukan oleh nilai oktan yang mengindikasikan tingkat
performa/kinerja bahan bakar. Grade AVGAS yang disediakan oleh PERTAMINA
Aviation di Indonesia adalah AVGAS 100/130. Serupa dengan bensin yang merupakan
bahan bakar untuk mesin piston, AVGAS memiliki sifat sangat mudah menguap dan
sangat mudah terbakar pada temperatur normal. Oleh karenanya prosedur dan
peralatan yang digunakan dalam menangani produk ini secara aman haruslah
mendapat perhatian serius. AVGAS harus memiliki titik beku (freeze point)
maksimum -58°C dan memiliki kandungan Sulfur maksimum 0.05 % m/m.
AVGAS kami memenuhi standar British Ministry
of Defence, Defence Standard 91-90/latest issue (Aviation Gasoline 100/130),
DERD 2485 and ASTM D 910, the Standard of Specification for Aviation Gasoline
C.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Pembakaran
Proses pembakaran pada mesi sangat berpengaruh
terhadap kinerja mesin, pembakaran yang sempurna akan mengahasilkan performa
mesin yang optimal, tenaga yang lebih besar, serta tidak terlalu mncemari
lingkungan. oleh karena itu,pembakaran dalam mesin sangat berpengaruh baik pada
mesin itu sendiri dan lingkungan.
untuk menghasilkan pembakaran yang sempurna, maka syarat syarat berikut harus dipenuhi oleh sebuah mesin, antara lain :
1.Kompresi Tinggi
Udara yang masuk kedalam silinder
pada saat langkah hisap. selanjutnya akan dikompresikan piston. nah langkah
kompersi inilah yang ikut menentukan sempurna atau tidaknya proses
pembakaran. jika kompresi yang dihasilkan tinggi maka nilai panas yang di
hasilkan tinggi pula, dengan demikian pembakaran juga akan menjadi sempurna.
untuk mengetahui nilai kompersi mesin bisa dengan menggunakan compression tester,
jika kompersi rendah kemungkinan terjadi kebocoran pada ring piston atau
katup.untuk menghasilkan pembakaran yang sempurna, maka syarat syarat berikut harus dipenuhi oleh sebuah mesin, antara lain :
1.Kompresi Tinggi
2. Campuran Bahan bakar dan udara Yang Ideal
Point selanjutnya yang menentukan proses pembakaran yaitu campuran bahan bakar dan udara. jika campuran ini tidak boleh terlalu kaya ataupun miskin. untuk menghasilkan campuran yang ideal maka karburator harus disetel baik.
3.Pengapian Yang Besar
Inilah yang paling penting. pengapian yang besar akan menghasilkan pembakaran yang sempurna. seluruh campuran bahan bakar dan udara akan terbakar. untuk itu maka kita harus bisa memilih busi yang sesuai untuk mesin kita.ada beberapa macam busi antara lain busi panas dan busi dingin. apa itu busi panas? nanti kita akan membahas lebih jauh mengenai
4. Bahan Bakar Memunyai Nilai Oktan Yang Tinggi
Bahan bakar yang di gunakan sangat mempengaruhi kecepatan pembakaran apabila semakin banyak nilai oktan pada bahan bakar maka akan semkain cepat pula reaksi pembakaran yang akan terjadi.
BAB 3
Penutup
KESIMPULAN
Penggunaan bahan bakar dengan bilangan
oktan yang tinggi hambatan yang sebagian besar di sebabkan oleh detonasi
berangsur-angsur dapat di atasi, karena bahan bakar ini memiliki periode
penundaan yang panjang, oleh karena itu sesuai untuk motor bensin dengan
perbandingan kompresi tinggi. Dengan jalan ini efisiensi akan naik.
Salah satu cara untuk menaikan bilangan
oktana dari suatu bahan bakar adalah dengan menambahkan Pb (C2H2)4, Tentra
Ezhyl lend (TEL), ke dalam bahan bakar tersebut. Namun usaha menaikan
bilangan oktana dengan menambahkan TEL akan mengakibatkan gas buang mengandung
timah hitam yang beracun dan merusak lingkungan.
ü
Semoga dengan adanya makalah ini membantu dalam
menambah penginformasian dalam pelajaran.